Sunday 12 July 2009

Simple Completion (Sentences)


Soal Simple Completion digunakan untuk menguji grammar dalam kalimat dengan menghilangkan elemen kebahasaan (grammar). Bagi siswa pemula, soal grammar bisa berupa “He went to school.” Tetapi, bagi siswa lanjutan soal grammar dengan jawaban terbuka bisa menjadi “I would have gone if he had invited me.” Bentuk soal simple completion bisa dengan cara menyuruh siswa melengkapi kalimat berupa kata atau frase untuk ditulis dibagian yang kosong dalam kalimat; atau mungkin siswa disuruh untuk menuliskan opsi yang sudah disediakan dalam daftar; atau siswa disuruh mengubah bentuk dari kata kunci yang disediakan (seperti write menjadi wrote).

Ada tiga tahap untuk mempersiapkan tes simple completion: (1) memilih materi grammar yang akan diujikan; (2) menyediakan konteks yang sesuai; (3) menulis perintah yang baik. Tetapi juga perlu diperhatikan jenis tes simple completion apa yang akan dipakai. Beberapa jenis mungkin terlihat lebih mudah, sebaliknya yang lainnya akan terasa lebih sulit. Hal ini berhubungan dengan tiga jenis dasar bentuk simple-completion yaitu: (1) option form; (2) inflection form; dan (3) free-response form.

Ketiga bentuk tersebut tidak hanya berbeda dalam tingkat kesulitan melainkan juga dalam objektifitas dan juga dalam bentuk respon aktif atau aktif yang diinginkan. Untuk itu, guru dapat menentukan jenis tes mana yang akan diberikan kepada siswa.

Guru harus menentukan jenis pertanyaan apa yang akan digunakan. Jika guru ingin mengecek penguasaan susunan kalimat, guru mungkin sebaiknya memilih multiple-choice completion. Jika guru harus menguji penggabungan kalimat, susunan kata, atau perubahan kalimat, guru dapat menggunakan prosedur guided writing.

Combine these two sentences:
She knew something. / He loved her.
(Answer) She knew that he loved her.

Tetapi jika guru ingin dengan cepat mengetahui kemampuan siswa pada materi tertentu untuk dua atau tiga kelas, bentuk tes simple-completion lebih sesuai.

He _______ (have) a doll when he was a child.
(Answer) He has a doll when he was a child.


Simple-completion berbentuk Opsi

Soal bentuk simple-completion yang paling mudah menyerupai soal bentuk multiple-choice dengan hanya dua opsi.

Perintah: Complete the following sentences with “do” or “make”

He ________ a lot of money last year. (Answer) He made a lot of money last year.
I always ____________ my best. (Answer) I always do my best.

Opsi seperti ini bisa dengan mudah disesuaikan dengan latihan-latihan di dalam buku pelajaran. Kadang-kadang opsi baru juga diberikan pada masing-masing soal.

The ______ child was crying for her mother. (losing, lost)
The magician performed some _____________ tricks. (astonishing, astonished)

Seringkali dalam soal simpe-completion diberikan tiga sampai empat opsi, dan bahkan bisa lebih. Sebagai contoh, berikut ini adalah sembilan opsi bentuk soal completion. Siswa memilih kata Tanya terbaik dari yang berikut: who, whom, where, what, when, why, how many, how much, how.

A : When did the clock stop running?
B : At twelve o’clock.

A : Why were you late?
B : We ran out of gas.


Simple-completion berbentuk Inflection

Bentuk inflection bisa berupa perbandingan sederhana atau pertanyaan tenses.

He’s the _______ (tall) person in the class. (Answer) He's the tallest person in the class.
They _________ (be) in California last year. (Answer) They were in California last year.
Ketika siswa menuliskan jawabannya sendiri seperti di atas, guru harus sadar dengan konteksnya. Sebagai contoh, seorang guru mungkin akan mengira bahwa ketika menulis kalimat “He _____ (sing) a song,” hanya kata “is singing” yang cocok. Yang terjadi kemudian guru tersebut akan kecewa karena mendapati beberapa macam jawaban, seperti sings, sang, has been singing, will sing, had been singing, dan lain-lain. Masalah seperti ini bisa teratasi dengan melengkapi bagian dari kata kerja dengan sebuah konteks.

He is singing (sing). (or) He is (singing).
“What’s Tom doing now?” “Oh, he is singing (sing).”

Teknik lainnya adalah dengan menggunakan bagian kosong secara terpisah untuk masing-masing kata di dalam frase kata kerja.

He ____ ____ ________ (sleep) for nearly an hour.
(Answer) He has been sleeping for nearly an hour. (or) He’s has been sleeping.

Beberapa guru bahkan lebih parah. Mereka menggunakan istilah grammatical seperti “Rewrite the sentences using the present perfect continuous.” Tentu saja, kita tidak menginginkan hal ini terjadi. Akan lebih baik apabila menerima kita menerima bermacam-macam jawaban benar atau kalau tidak, gunakanlah pertanyaan multiple-choice.

Simple-completion berbentuk Free-Response

Kadang-kadang beberapa istilah yang sederhana dapat juga digunakan, jika setiap siswa di dalam kelas bisa memahaminya. Bentuk free-response memberikan ilustrasi bagaimana istilah umu kadang-kadang dapat digunakan. Berikut ini beberapa contoh soalnya.

Example: Add a question tag to these sentences:
Andi was in SD in 1990, wasn’t he?
Your father drove a car last night, didn’t he?

Lebih baik menggunakan contoh untuk mengurangi kebingungan para siswa dalam memahami perintah. Berikut contohnya:

Directions:
Write in the missing part of the two-word verb.
Example:
“What time did he get up this morning?”

Directions:
Write in two-word verb that has the same meaning as the key word.
Example:
“Jack got up (arose) later than usual.”

Contoh berikut memberikan ilustrasi bentuk free-response dengan sedikit kendali pada konteks. (berikut adalah contoh soal materi Conditional)

“You would get better sooner if _______________.”

Soal diatas memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengoreksi, dan juga membutuhkan lebih banyak kemampuan berbahasa untuk menilainya. Perhatikan beberapa kemungkinan jawaban yang mungkin akan muncul, seperti “if you dressed warmer,” “if you’d see a doctor,” “if mother were here,” “if we had some medicine for you.” Singkatnya, tes jenis terakhir ini menunjukkan jenis tes produktif yang sebenarnya. Tes ini juga bersifat fleksibel, dan barangkali yang paling komunikatif.

Kelebihan Simple Completion (Sentences)
Secara umum lebih mudah menyiapkan soalnya dibandingkan dengan multiple-choice.
Bisa memberikan hasil untuk mengukur kemampuan produktif siswa karena beberapa soal menuntut ungkapan yang fleksibel dan alamiah.
Bisa dipakai untuk mengukur prestasi siswa.

Kelemahan Simple Completion (Sentences)
Lebih banyak membutuhkan waktu untuk mengoreksi dibandingkan pertanyaan jenis multiple-choice.
Kadang-kadang secara tanpa sadar siswa menghindari materi yang diujikan.

Saturday 4 July 2009

Multiple-choice Completion


Salah satu bentuk tes multiple-choice ini diantaranya adalah melengkapi kalimat yang tidak lengkap dengan empat opsi yang disediakan untuk melengkapi kalimat.

Contoh:
She is _______ her breakfast.
A. eating B. walking C. watching D. hiding

Ketika multiple-choice completion dianggap sebagai cara yang efektif untuk menguji grammar, guru perlu berhati-hati agar tidak tergoda untuk menggunakan bentuk tes ini pada setiap tes yang diadakan. Banyak orang yang merasa senang dengan tes bentuk objektif, sehingga mereka merasa bahwa ujian bentuk multiple-choice harus selalu digunakan.
Bagaimanapun juga, bentuk tes yang dipakai oleh guru hanyalah sebuah alat; suatu bentuk tes mungkin akan sangat bermanfaat bagi situasi tertentu tetapi tidak untuk situasi yang lainnya. Sebagai contoh, ketika tes bentuk multiple-choice dapat digunakan dengan efektif untuk menguji grammar, tetapi tes tersebut tidak baik kalau dipakai untuk menguji kemampuan percakapan siswa.

Mempersiapkan soal tes bentuk pilihan ganda untuk menguji grammar sama ketentuannya dengan menyiapkan tes bentuk vocabulary. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah (1) memilih grammar yang akan diujikan; (2) mempersiapkan konteks yang sesuai dalam kalimat; (3) memilih tiga pengecoh (distractors) yang logis; dan (4) mempersiapkan perintah yang singkat dan jelas.

Pilihan Grammar

Memilih grammar yang akan diujikan biasanya agak mudah; hanya menentukan structure apa yang telah diajarkan pada tes terakhir. Hasil dari kuis atau tugas rumah dapat memberikan petunjuk apakah siswa sudah menguasai grammar dengan baik atau perlu dilakukan review. Masalah yang muncul adalah bagaimana memberi bobot yang berbeda pada penilaian bermacam-macam grammar. Katakan saja guru menghabiskan tiga kali waktu lebih lama pada modal auxiliaries daripada two-word verbs. Guru dapat mempersiapkan soal sebanyak dua atau tiga kali lipat tentang modal. Hal ini yang menunjukkan bahwa perencanaan itu sangat diperlukan. Sebelum memulai menulis soal grammar, guru perlu memutuskan berapa banyak masing-masing materi grammar yang akan diujikan.

Persiapan Konteks

Kita asumsikan bahwa guru sudah menentukan materi grammar yang akan diujikan, tipe multiple-choice apa yang akan dipakai, dan berapa banyak pertanyaan yang telah dipersiapkan. Guru sekarang siap untuk memulai menulis soalnya. Pertama, pilih sebuah structure dan kemudian gunakan secara benar di dalam kalimat. Ingat, konteks yang baik sangat penting! Kadang-kadang konteks bisa dibangun hanya dengan beberapa kata saja, seperti “I don’t want to go” (untuk menguji “to + verb”). Tetapi perhatikan bahwa berapa banyak konteks diperlukan untuk materi grammar yang lain. Di dalam kalimat berikut, kata “must” digunakan untuk menyatakan kesimpulan atau pendapat akhir: “Jimmy hasn’t eaten anything, and he won’t talk or play. He must be ill.” Ketika sebagian besar dari soal yang dibuat guru memerlukan banyak konteks seperti tadi, guru perlu menggunakan pendekatan dua kalimat (two-sentence approach).

Persiapan Pengecoh (Distractor Preparation)

Pengecoh adalah opsi jawaban salah yang diletakkan bersama-sama dengan opsi jawaban benar dalam sebuah soal untuk melengkapi kalimat yang ditanyakan. Guru yang berpengalaman biasanya mempunyai sense yang bagus untuk membuat pengecoh, tetapi guru yang belum berpengalaman memerlukan bantuan untuk melakukannya. Sebagai contoh, kata “could of” kadang-kadang dapat digunakan sebagai pengecoh untuk kata “could have”. Hal ini tidak mungkin akan terjadi, karena kata tersebut adalah kesalahan penutur asli dan hamper tidak pernah digunakan oleh orang Indonesia. Juga, hindari penggunaan pengecoh yang mirip. Perhatikan soal yang dibuat oleh guru yang belum berpengalaman dibawah ini.

(poor) ________ the ones who know the answers.
*A. They are B. There C. They’re D. Their

Soal di atas sebenarnya adalah tentang spelling (ejaan). Soal tersebut bisa digunakan dalam tes tertulis, tetapi tidak untuk menguji grammar. Masalah lainnya adalah bahwa baik A maupun C semuanya benar.

Perhatikan juga soal berikut.

(poor) You can get it from the lady _________ he sold it to.
A. which B. who *C. whom D. why

Soal yang sering diperdebatkan seperti ini hanya akan membingungkan para pengguna bahasa Inggris. Perhatikan bahwa pilihan C merupakan jawaban (benar) yang diharapkan. Tetapi pilihan B lebih sesuai dengan apa yang sering diucapkan para penutur asli. Cara termudah yang biasa dipakai untuk mengucapkan kalimat d atas bahkan tidak disediakan – yaitu menghilangkan semua bentuk relative pronoun (“You can get it from the lady he sold it to”). Di samping itu, opsi “why” juga merupakan pengecoh yang sangat lemah.

Tetapi dengan bantuan yang diuraikan dibawah ini seorang guru yang belum berpengalaman dapat menulis pengecoh dengan benar. Salah satu caranya adalah melihat kesalahan yang dibuat siswa ketika mengerjakan latihan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat digunakan sebagai pengecoh. Sumber lainnya untuk membuat pengecoh adalah kesalahan dalam tulisan (karangan) siswa. Perhatikan yang berikut ini:

When I was in Middle School 4 years ago I study english and didn’t like ______. But since one year I know Canada familie, ________ have many opportunity for to practice my english. Which I like it now.

Karena saat ini kita sedang membahas tentang penilaian grammar, kita tidak akan mendiskusikan kesalahan-kesalahan dalam spelling, capitalization, dan punctuation di dalam teks di atas. Salah satu kesalahan grammar yang dapat kita lihat adalah kesalahan tenses. “I study English” pada teks di atas seharusnya “I studied English”. Persiapkan sebuah pertanyaan seperti di bawah ini jika siswa memang sudah belajar tentang past tense.

Several years ago, I ________ English.
*A. studied B. study C. have studied D. will study

Jika guru sudah mengajarkan tentang time-words, guru dapat menggunakan kesalahan “since one year” dalam pembuatan soal, seperti berikut.

I live with them ______ one year.
A. since *B. for C. during D. while

Dan jika guru sudah pernah mengajarkan relative clause, guru dapat menggunakan kesalahan “which I like it now,” seperti di bawah ini.

Englih is a class which I like ___ now.
A. that B. it C. one D. __
(Perhatikan bahwa pilihan “D” berarti bahwa tidak ada kata yang perlu ditambahkan.)

Sejauh ini, kita sudah membahas tentang bagaimana membuat pengecoh yang benar. Tetapi masih ada beberapa cara lagi yang perlu diperhatikan juga. Akan sangat baik apabila seorang guru tidak membuat bingung atau menyesatkan siswa dengan menyuruhnya membaca materi yang kurang penting. Guru sebaiknya menulis kata-kata yang diulang-ulang dalam opsi dan meletakkannya sebagai soal.

(poor) If I had a new fur coat, ________________________________.
A. I showed it to everyone.
*B. I’d show it to everyone.
C. I’ve shown it to everyone.
D. I’ll show it to everyone.

(better) If I had a new fur coat, __________ it to everyone.
A. I showed *B. I’d show C. I’ve shown D. I’ll show

Tetapi, perlu diperhatikan contoh soal dibawah ini. Pengulangan kata pada opsi diperlukan untuk menghindari pencampuran kategori.

(poor) They just bought ________ furniture.
A. a few B. several *C. some D. with

(better) They just bought _______
A. a few furnitures
B. several furnitures
*C. some furniture
D. a furniture

Contoh soal di atas memerlukan pemahaman dari siswa tentang kata furniture sebagai kata benda tidak dapat dihitung dan ketepatan penggunaan determiner. Bagaimanapun juga, pilihan “D” (with) pada soal di atas tidaklah tepat karena kata tersebut adalah preposition bukan determiner.



Bentuk-bentuk Lain dari Multiple-choice Completion



Space Saver

Contoh berikut ini secara sederhana tinggal meletakkan pengecoh di dalam soal.

Tom lives (A. at *B. on C. in D. inside) Center Street.

Dialog Context

A : “Did she ask you to go with her?”
B : “No, she asked someone __________ instead.
*A. else B. another C. other D. the other

Error Identification

Tidak seperti jenis soal yang lainnya, error identification tidak menuntut siswa untuk melengkapi sebuah kalimat. Sebaliknya, mereka harus menemukan bagian kalimat yang berisi sebuah kesalahan. Pertanyaan jenis ini biasanya berguna untuk menguji grammar dimana terdapat opsi-opsi logis seperti few dan a few, little dan a little, some and any, much and many, atau this dan that.

One of the girls lost her wallet and doesn’t have some money for the game.
I visited Netherlands for a week last year while you were in school. (no error)

Selain mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam kalimat, siswa juga dimungkinkan untuk disuruh memberikan koreksi dengan jawaban yang benar.

Kelebihan Multiple-choice Completion
Dimungkinkan bagi siswa untuk menghindari materi grammar yang sedang dipelajari.
Penskoran mudah dan reliable.
Sebagai alat pengukuran yang sensitive (dapat digunakan untuk mendiagnosa problem-problem khusus yang dihadapi siswa)

Kelemahan Multiple-choice Completion
Sulitnya mempersiapkan soal.
Mudah bagi siswa untuk menyontek pekerjaan temannya. (guru dapat menyusun dengan menggunakan soal acak, tetapi akan memerlukan banyak waktu)
Sepertinya tidak bisa dipakai untuk mengukur kemampuan siswa untuk mereproduksi bahasa (walaupun dalam kenyataannya tes jenis ini sangat baik untuk mengukur penguasaan komponen kebahasaan).
Tes ini dapat mempunyai pengaruh negative di dalam kelas jika digunakan terus menerus (Siswa mungkin tidak perlu lagi berlatih menulis jika tes selalu dalam bentuk objektif).

Friday 3 July 2009

Limited Response


Tes grammar didesain untuk mengukur kemampuan siswa mulai dari inflexions (bottle – bottles) sampai pada syntax. Syntax meliputi hubungan antar kata dalam kalimat, termasuk hal-hal seperti susunan kata, penggunaan negative, bentuk pertanyaan, dan kata penghubung (connectives). Pembahasan tentang cara menyusun tes grammar meliputi empat jenis, yaitu limited response, multiple-choice completion, simple completion, dan cloze tests.

Limited Response

Grammar yang dimiliki siswa dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas dapat diketahui tanpa menyuruh siswa berbicara atau menulis apapun. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan respon fisik (physical response) dan visual. Kali ini kita akan membahas dua cara mendasar untuk mengukur kemampuan grammar pada anak-anak dengan kemampuan bahasa Inggris tingkat pemula, yaitu: (1) menguji anak-anak secara bersamaan; dan (2) menguji anak-anak dalam kelompok.

Penilaian Individu

Guru dapat menguji anaknya secara individu dengan menggunakan permohonan secara lisan. Permohonan lisan ini dapat disampaikan untuk mendapatkan jawaban lisan sederhana dengan tindakan nonverbal. Ketika mengajarkan anak-anak yang belum mempunyai kemampuan bahasa Inggris, guru bahkan memperbolehkan jawaban dalam bahasa Indonesia.

Contoh: (students hear in English)
“How many books are on the table?”
(students answer in our language)
“Enam”

Yang perlu diingat, tentu saja, untuk menggunakan vocabulary yang umum didalam menyampaikan pertanyaan dan dengan structure yang sudah pernah diajarkan kepada siswa. Sebagai contoh, guru mungkin ingin menguji pemahaman preposition between; maka guru berkata kepada siswa, “Put the red folder between the two green ones.” Tetapi jika siswa tidak memahami apa itu folder atau apa maksud dari perintah tadi, siswa akan kehilangan tujuan pertanyaan – walaupun siswa tadi tahu preposisi yang dimaksud.

Ketika numbers, colors, dan familiar classroom objects dipelajari, kemudian guru dapat menguji, misalnya, menggunakan kalimat pertanyaan dengan wh-questions. Guru dapat bertanya, “Where are the three yellow notebooks?” atau “Which two pens are red?” Siswa pemula kemungkinan akan dapat menjawab dengan menyentuh, memegang, atau menunjuk pada benda yang dimaksud.

Penilaian Kelompok

Guru dapat juga menguji siswa dalam kelompok dengan menggunakan respon fisik (physical response). Gambar seri bisa dipakai untuk melakukan tes seperti ini. Pertama, jelaskan dan ilustrasikan beberapa kata baru. Kemudian suruh anak-anak membuat gambar sesuai dengan perintah lisan yang diberikan guru. “Draw an airplane in the middle of the paper. (Berhenti sebentar sambil menunggu siswa menggambar) Now draw a house below the airplane. (berhenti sebentar) Next draw a cloud in front of the airplane.”

Dengan menggunakan gambar, guru dapat mengukur kemampuan pemahaman siswa tentang preposition. Seperti contoh, guru dapat mengatakan “Draw a circle around the person on the house,” atau “Draw an X” on the boy behind the car.” Gambar seri yang terdiri dari tiga atau empat dapat digunakan untuk mengevaluasi penguasaan grammar siswa, tentang comparative degree, misalnya. Perhatikan contoh berikut (guru menyediakan gambar perbandingan anak laki-laki dan perempuan):

(nonverbal) :“Circle the picture that illustrates this sentence: “The boy is as big as the girl.”
(yes-no) : “Look at the picture B. Is the boy as big as the girl?”
(true-false) : “Look at the picture C. The girl is taller than the boy.”

Keuntungan Limited Response
Memudahkan anak dan menghindarkan dari rasa tertekan yang tidak perlu.
Menghindari keterampilan berbahasa seperti reading dan writing yang belum banyak diajarkan.
Dapat dengan mudah diberi skor dan bersifat objektif.


Kelemahan Limited Response
Penilaian individu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan penilaian kelompok.
Sulit untuk mencari gambar yang sesuai (walaupun guru dapat membuat sketsa gambar sendiri).
Materi grammar yang bisa diujikan sangat terbatas.